Aceh Utara | Fukosinspirasi.com – Pengrajin peci di Keude Teupin Punti, Kecamatan Syamtalira Aron, Aceh Utara banjir orderan menjelang Ramadan 1446 hijriah. Permintaan meningkat hingga mencapai 200 persen dari hari-hari biasanya.
Pengrajin peci, Tgk Wasly mengatakan permintaan peci sebulan sebelum memasuki Ramadan meningkat drastis. Jika hari-hari biasa orderan 500 sampai 1.000 peci, namun kini mencapai 2.000 sampai 5.000 peci.
“Orderan datang dari seluruh wilayah Aceh,bahkanPulau Sumatera, hinggaluar negeri seperti Malaysia, Brunei Darussalam serta eropa,” kata Tgk Wasly, kamis (27/02/2025)
Ia menambahkan untuk memenuhi kebutuhan itu, Tgk Wasly mempekerjakan 25 orang dari masyarakat sekitar. Mereka bekerja secara konveksi di rumah masing-masing.
Tgk Wasly juga meminta kepada para pemesan agar bersabar menunggu pesanan, mengingat para pekerja sedikit kewalahan dalam memproduksi barang yang meningkat tajam.
“Walaupun lambat sampai, tapi pasti,” kata Tgk Wasly pengusaha yang mewariskan usaha almarhum ayahnya secara turun-temurun itu.
Tgk Wasly menyatakan permintaan peci paling banyak diminati jenis polos mencapai 90 persen. Sementara yang bermotif dipesan sebagai oleh-oleh atau buah tangan untuk dibawa dan diberikan kepada sanak saudara di luar daerah.
Tgk Wasly membandrol harga mulai Rp 30 ribu hingga di atas Rp 100 ribu per peci tergantung mutu dan kualitasnya, dan itu merupakan harga grosir.
“Sehari pekerja mampu memproduksikan 300 sampai 500 buah peci,” ujar Tgk Wasly.
Tgk Wasly mendirikan usahanya itu sejak 1990. Kendala yang dirasakan saat ini yakni persaingan bisnis dan harga, lantaran sudah banyak lahir pengrajin peci lainnya.
“Persaingannya kita tidak bisa membuat harga tinggi lantaran pengrajin peci sudah ramai. Sedangkan bahan baku dan ongkos kerja naik,” kata Tgk Wasly.
Tgk Wasly menyebutkan, dirinya juga menyediakan peci berbentuk songkok yang berasal dari Pulau Jawa, namun kini sudah bisa dikerjakan oleh tangan-tangan terampil di Aceh khususnya Aceh Utara.
“Kupiah Aceh meulambang rincong wate ta suon indah lagoina, menyoe di teungku galak neu seuon, neujak bloe langsung bak kamoe dumna,” tutup Tgk Wasly.
Salah seorang pekerja di usaha peci Tgk Wasly, Muhammad Rakky mengatakan dirinya mampu mengerjakan 150 sampai 200 rangka peci sehari. Dalam satu buah dia mendapatkan upah Rp 2.000.
“Ini belum siap, nanti dituntaskan sama orang lain. Kami hanya membuat kerangka awal, border ada bidangnya masing-masing,” ucapnya.
Rakky mengaku belajar menjahit peci sejak 2017. Kemudian bekerja di tempat usaha Tgk Wasly sejak 2020.
“Saya belajar otodidak, namun dari itu saya terus belajar dari orang-orang berpengalaman, mereka mau mengajarkan saya,” kata dia.***