Warga Aceh Jadi Korban Jambret di Medan, Minta Bareskrim Bertindak

Foto: Ilustrasi jambret

Medan | Fokusinspirasi.com– Aksi kejahatan jalanan kembali meresahkan masyarakat. Kali ini, seorang warga Aceh Tenggara menjadi korban penjambretan di Kota Medan.

Korban, Lisnawati, meminta Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri turun tangan memberantas komplotan jambret yang kian merajalela di ibukota Provinsi Sumatera Utara tersebut.

Dalam keterangannya, Lisnawati berharap Kabareskrim Polri Komjen Pol Wahyu Widada segera memerintahkan jajaran Polda Sumut untuk menindak tegas para pelaku. Ia juga meminta dukungan dari anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M. Nasir Djamil dan Nazaruddin alias Dekgam, agar persoalan ini mendapat perhatian serius.

“Aksi jambret ini sudah sangat meresahkan. Kami warga Aceh yang sering ke Medan untuk belanja, berobat, atau mengunjungi anak-anak di sekolah dan pondok pesantren merasa tidak aman. Kami tidak tahu daerah mana saja yang rawan kejahatan,” ujar Lisnawati, Senin (14/4/2025).

Baca Juga  Sempat Dirawat Di rumah Sakit Tujuh Korban Keracunan Makanan di Aceh Utara Sembuh

Lisnawati menjadi korban penjambretan saat berada di Jalan Gatot Subroto, tepatnya di dekat Jembatan Universitas Panca Budi, pada Minggu (13/4/2025) sekitar pukul 15.00 WIB.

Saat itu, ia tengah menaiki becak bermotor bersama keluarga setelah berbelanja di Pasar Sentral Medan Mall.

“Saat singgah membeli kue di depan Toko Mawar, tiba-tiba dua pria berboncengan dengan motor bebek merampas tas saya. Di dalamnya ada HP, uang ratusan ribu, dan KTP,” jelasnya. “Tas saya jepit di paha, tapi mereka tetap berhasil menariknya dan langsung kabur.”

Baca Juga  Mendagri sebut Anggaran Stunting Rp10 M tapi Diterima Rakyat Rp2M, Kemana Sisanya?

Lisnawati mengaku trauma karena kejadian berlangsung di siang hari di kawasan yang ramai. Ia berharap penyelidikan bisa dipercepat mengingat ada rekaman CCTV di lampu merah dan lokasi kejadian.

“Medan sekarang sudah tidak aman. Polisi harus petakan titik rawan, pasang kamera pengawas, tingkatkan patroli, dan siapkan call center yang mudah diakses masyarakat,” katanya.

Lisnawati berharap kasus ini tidak dianggap sepele. “Kalau polisi serius, sindikat ini pasti bisa diberantas,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *