
Aceh Utara | Fokusinspirasi.com– Tim Hotman Paris 911 Aceh resmi turun tangan mendampingi keluarga Hasfiani (37), korban penembakan yang diduga dilakukan oleh seorang oknum TNI AL berinisial DI.
Hasfiani, seorang agen mobil asal Gampong Uteun Geulinggang, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, meninggal dunia dalam insiden tragis tersebut.
Pendampingan hukum ini dilakukan atas permintaan Anggota Komite I DPD RI, Sudirman atau yang akrab disapa Haji Uma.
Ketua Tim Hotman 911 Aceh, Putra Safriza, menyampaikan hal ini dalam konferensi pers yang digelar di Culture Cafe, Lhokseumawe, Minggu (31/3) malam.
“Kami tidak keberatan sama sekali untuk mendampingi keluarga korban, sesuai dengan permintaan Haji Uma,” ujar Putra Safriza.
Saat ini, tim hukum tengah mengumpulkan keterangan dari keluarga korban untuk menganalisis lebih dalam kronologi kejadian serta pasal yang paling tepat dikenakan terhadap tersangka. Putra menekankan bahwa alat bukti yang dikumpulkan harus memiliki legalitas kuat agar dapat digunakan dalam proses persidangan nantinya.
Salah satu hal yang menjadi perhatian adalah status dan kewenangan tersangka dalam kepemilikan senjata. Putra mempertanyakan apakah DI, yang berpangkat Kelasi Dua (KLD) dan baru berusia 22 tahun, memang memiliki legalitas untuk membawa senjata di luar institusi.
“Jika ternyata tidak memiliki izin, maka harus dipertanyakan dari mana dan bagaimana tersangka memperoleh senjata itu,”tegasnya.
Selain itu, ia juga menyoroti kemungkinan bahwa aksi ini telah direncanakan sebelumnya. “Kami tidak ingin berspekulasi soal aktor intelektual di baliknya, tetapi mental pelaku ini luar biasa. Apakah ia bertindak sendiri atau ada pengaruh dari pihak lain?” lanjut Putra.
Di sisi lain, Haji Uma menegaskan bahwa sebagai bagian dari Komite I yang membidangi politik, hukum, dan keamanan, ia merasa berkewajiban untuk memastikan keluarga korban mendapatkan keadilan.
“Keluarga korban tidak terlalu familiar dengan pengacara yang ada di Aceh, jadi saya langsung menghubungi Tim Hotman 911 Aceh untuk membantu mereka,”ungkap Haji Uma.
Ia juga berharap kasus ini dapat diusut secara transparan, tanpa ada intervensi atau upaya menutup-nutupi fakta.
“Kita ingin memastikan bahwa proses hukum berjalan sebagaimana mestinya. Jika ada ketidakwajaran, kita akan meminta Panglima TNI untuk turun tangan,”tegasnya.
Sementara itu, Mujiburrahman, sepupu korban, menyatakan bahwa pihak keluarga akan menyerahkan seluruh proses hukum kepada penasihat hukum yang telah ditunjuk.
“Kami berterima kasih kepada Haji Uma dan semua pihak yang telah membantu kami dalam mencari keadilan,” kata Mujiburrahman.
Kasus ini kini menjadi perhatian publik, dan semua pihak berharap agar keadilan dapat ditegakkan tanpa pandang bulu.