ACEH UTARA – Dekranasda Aceh Utara terus mendorong pengembangan industri kreatif lokal, lewat pelatihan membatik yang dibuka di UPT-IKM Gampong Alue Bili, Kecamatan Baktiya, abupaten setempat.
Kegiatan berlangsung mulai 29 November hingga 3 Desember 2024, dengan dukungan penuh dari Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta dan Bank Indonesia Cabang Lhokseumawe.
Acara itu dibuka langsung oleh Penjabat Bupati Aceh Utara, Mahyuzar, pada Jumat , 29 November 2024.
Penjabat Ketua Dekranasda Aceh Utara, Awirdalina, menegaskan pentingnya pelatihan tersebut sebagai langkah strategis mengembangkan Batik Motif Hai Pasee, yang diakui sebagai Hak Kekayaan Intelektual.
“Kami berharap motif ini bisa segera diproduksi massal oleh perajin lokal, dan menjadi identitas yang membanggakan,” ujarnya.
Pelatihan tersebut, kata dia, dilaksanakan berdasarkan DPA Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi, dan UKM Aceh Utara tahun anggaran 2024, serta kerja sama dengan Bank Indonesia Lhokseumawe.
Dikatakan Awirdaljna, bertujuan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui industri kerajinan batik, juga sejalan dengan Edaran Bupati Aceh Utara Nomor 893 Tahun 2024, yang mewajibkan penggunaan Batik Pasee sebagai seragam ASN dan non-ASN pada hari Kamis.
“Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas perajin dalam memproduksi Batik Pasee, sehingga mampu memenuhi kebutuhan pasar dan memperkuat ekonomi lokal,” tambah Awirdalina.
Ketua Panitia Mirza Gunawan, menyebutkan kegiatan tersebut diikuti oleh 50 peserta, terdiri dari 23 orang asal Aceh Utara dan 27 lainnya wilayah kerja Bank Indonesia Lhokseumawe, seperti Bireuen, Langsa, hingga Gayo Lues.
“Selama lima hari, peserta akan mendapatkan bimbingan intensif dari lima instruktur ahli BBKB Yogyakarta, mulai dari pukul 08.00 WIB hingga 16.30 WIB,” ujarnya.
Disampaikan Mirza Gunawan, sumber dana dan fasilitas pendukungnya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2024 Aceh Utara dan Bank Indonesia Cabang Lhokseumawe.
Ia menambahkan, panitia juga menyediakan berbagai fasilitas untuk mendukung kenyamanan peserta, seperti peralatan membatik, bahan baku, konsumsi, serta uang saku dan transportasi sesuai standar biaya pemerintah.
“Dengan pelatihan ini, Dekranasda Aceh Utara berharap Batik Hai Pasee tidak hanya memperkuat identitas lokal tetapi juga dapat bersaing di tingkat nasional. Upaya ini sejalan dengan visi menjadikan batik sebagai simbol budaya dan pendorong ekonomi masyarakat Aceh Utara,” ujar Awirdalina lagi.
Awirdalina berharap pelatihan tersebut memberikan manfaat besar bagi kita semua. Mari secara bersama-sama menjaga dan melestarikan warisan budaya ini.
Kegiatan tersebut turut dihadiri Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Lhokseumawe, Prabu Dewanto, para SKPK dan para Camat. Kegiatan itu berjalan lancar dengan dukungan penuh Bank Indonesia dan Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta.