Pasca Demo di Kantor Keuchik, Warga Tumpok Teungoh Mengaku Diintimidasi

Warga Tumpok Teungoh melakukan konferensi pers terkait intimidasi pasca aksi minta Pj Keuchik dicopot. Foto: Dok. Fokusinspirasi.

Lhokseumawe | Fokusinspirasi.com – Warga Gampong Tumpok Teungoh yang tergabung dalam Aliansi Penyelamat Tumpok Teungoh (APTT) mengaku mendapat intimidasi setelah menggelar aksi demonstrasi di kantor Keuchik setempat pada 30 Desember 2024 lalu.

“Intimidasi tersebut terjadi beberapa hari setelah aksi demo yang menuntut transparansi keuangan gampong. Kami dan teman-teman lainnya didatangi oleh Pj Keuchik bersama Tuha Peut yang meminta agar aksi serupa tidak dilakukan lagi,” kata Juru Bicara APTT, Jauhari, dalam konferensi pers, Rabu, (15/1/25).

Lanjut Jauhari, salah satunya yang mendapatkan intimidasi yakni Mukhlis yang diminta mengaku bahwasanya aksi yang dilakukan itu adalah dibayar, dan apabila tidak mengaku serta diketahui nantinya aksi itu dibayar ataupun ada yang menyuruhnya maka akan dipenjara selama satu tahun ataupun enam bulan.

Baca Juga  Kabur dari Kamboja, Korban TPPO Asal Aceh Dijemput Haji Uma di Bandara Kuala Namu

Selain itu, kata Jauhari, juga terjadi pada Hendra dan Lisna yang meminta agar permasalahan tersebut tidak diperpanjang.

“Kami didatangi oleh orang-orang yang meminta agar berhenti melakukan aksi, bahkan dengan nada ancaman,” sebutnya.

Kata Jauhari, atas tindakan itu tentunya membuat warga merasa tidak nyaman dan menganggap kebebasan menyampaikan aspirasi telah dirampas. Pasalnya hanya ingin menuntut hak sebagai warga terkait transparansi pengelolaan dana desa.

Pada aksi yang dilakukan sebelumnya, lanjut Jauhari, adanya kejanggalan dalam proses pelantikan Pj Keuchik Muzakkir yang tidak ada rekomendasi ataupun usulan dari Tuha Peut.

Kemudian, 18 hari setalah dilantiknya Pj Keuchik Muzakkir, Imam Masjid mengundurkan diri sehingga Pj Keuchik menunjuk Adik kandungnya sebagai Imam masjid. Tak lama dari itu, secara serentak para perangkat desa juga ikut mengundurkan diri.

Baca Juga  Dua Nama Besar Muncul Jelang Kongres ke-VI JPFC

Akhirnya, tambah Jauhari, Pj Keuchik menunjukkan Tuha Peut yang baru secara tidak transparansi, bahkan di akhir tahun 2024 saat hendak menutup anggaran, Pj Keuchik membeli sepeda motor baru menggunakan dana desa Senilai Rp27 juta.

“Padahal sepeda motor yang lama masih layak pakai,“ pungkasnya

Pj Keuchik Tumpok Teungoh, Muzakkir, saat dikonfirmasi mengatakan, terkait hal tersebut tidak ada yang melakukan intimidasi apapun.

“Tidak ada yang mengintimidasi, Insya Allah semuanya baik-baik saja,” tutup Muzakkir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *